Senin, 06 Desember 2010

Laterite Profile

Assalamu Alaikum Wr wb.

Kawan - kawan berbicara mengenai Laterite pasti sangat akrab dengan beberapa faktor pembentuk Laterite salah satunya yaitu Batuan dasar berupa Batuan Ultrabasa nahh kalo sudah gini kita tinggal perhatikan faktor2 yang lainnya, kalo teman2 belum pernah melihat langsung profil Nikel Laterite di Lapangan teman2 bisa perhatikan gambaran umum profil dibawah serta penjelasannya tiap lapisan.

Secara umum endapan Nikel laterit dibedakan menjadi beberapa bagian lapisan (Elias, et al., 1981) yaitu :

a. Tanah penutup (Overburden ).
Merupakan bagian yang paling atas dari suatu penampang laterit. Komposisinya adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi dan sisa-sisa organik lainnya. Warna khas adalah coklat tua kehitaman dan bersifat gembur. Kadar nikelnya sangat rendah sehingga tidak diambil dalam penambangan. Ketebalan lapisan tanah penutup rata-rata 0,3 s/d 6 m.


b. Limonit
Merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan beku ultrabasa. Komposisinya meliputi oksida besi yang dominan, goethit, dan magnetit. Ketebalan lapisan ini rata-rata 8-15 m. Dalam limonit dapat dijumpai adanya akar tumbuhan, meskipun dalam persentase yang sangat kecil. Kemunculan bongkah-bongkah batuan beku ultrabasa pada zona ini tidak dominan atau hampir tidak ada, umumnya mineral-mineral di batuan beku basa - ultrabasa telah terubah menjadi serpentin akibat hasil dari pelapukan yang belum tuntas.

c. Saprolit
Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa oksida besi, serpentin sekitar ;0,4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan asal yang masih terlihat. Ketebalan lapisan ini berkisar 5-18 m. Kemunculan bongkah-bongkah sangat sering dan pada rekahan-rekahan batuan asal dijumpai magnesit, serpentin, krisopras dan garnierit. Bongkah batuan asal yang muncul pada umumnya memiliki kadar SiO2 dan MgO yang tinggi serta Ni dan Fe yang rendah.

c. Batuan dasar (Bedrock ).
Batuan dasar merupakan batuan asal dari nikel laterit yang umumnya merupakan batuan beku ultrabasa yaitu harzburgit dan dunit yang pada rekahannya telah terisi oleh oksida besi 5-10%, garnierit minor dan silika > 35%. Permeabilitas batuan dasar meningkat sebanding dengan intensitas serpentinisasi.

Saran nih Bro kalo mau lebih fokus ama hal2 yang berbau Nikel Laterite :

Boleh paham secara teori mengenai laterite tapi harus lebih sering ke Lapangan (Kondisi Lapangan akan sangat berbeda dengan teori yg dipelajari. nah sarannya itu dulu yahh kalo yg lainnya baiknya nanti diskusi lebih lanjut See yaa

Minggu, 28 November 2010

Formasi Tonasa

Assalamu Alaikuuum nih hari saya coba bedah dikit mengenai Formasi Tonasa. Salah satu Formasi (Pengelompokan Satuan batuan) penyusun daerah Sulawesi Selatan yang juga diusulkan oleh Pak Rab Sukamto.


Nama Formasi ini diambil dari nama daerah di Kecamatan Balocci, Secara teratur Formasi ini tersusun atas tiga bagian, yaitu :
Bagian atas         : Batugamping Massif sisipan napal
Bagian bawah     : batugamping massif yang mengandung fosil Foram besar dan berlapis, terdapat juga sisipan breksi dan batugamping pasiran
Bagian tengah     :Sisipan batulempung dan batupsir yang mengandung fosil mollusca yaitu jenis Gastropoda.

Batugamping formasi Tonasa dengan karakteristik berwarna abu – abu putih, tekstur klastik dengan fosil Foraminifera alga, mikrit.
Hubungan stratigrafi Formasi Tonasa dengan bagian atas yaitu tidak selaras dengan Formasi Camba dan bagian bawahnya selaras dengan Formasi Mallawa, dengan kenampakan Basal konglomerat di daerah lapali haling.
Berdasarkan analisis fosil planktonik berupa hankenina Alabamensis CHUSMAN, maka umur formasi ini yaitu Eosen Atas, sedangkan dari Fosil Bentoniknya maka Lingkungan Pengendapannya yaitu Neritik Luar.
Nah dari hasil pembedahan Formasi ini maka mungkin akan sedikit membantu menjelaskan ciri khas Formasi ini, yaitu jenis batugamping Massif dan sisipan batuan lainnya, kalo teman2 perhatikan jenis Batugamping Tonasa memiliki ciri fisik yang khas untuk formasi ini tentunya akan mempengaruhi pembentukan endapan karbonatnya, terimakasih

Sabtu, 20 November 2010

Formasi Mallawa

ni hari saya coba deskripsikan salah satu formasi di daerah Sulawesi Selatan, Formasi Mallawa nama Formasi ini diambil dari nama desa yang ditemukan urutan – urutan formasi ini dengan ciri – ciri litologi berupa lapisan batubara.



Formasi ini tersusun oleh beberapa batuan yaitu : 

  • Batupasir kuarsa : terdiri atas mineral kuarsa, lempung dan silica yang berwarna outih abu – abu terang pelapukan berwarna merah, porositas sedang – kasar terpilah baik dengan struktur sedimen Hearing Bone.
  • Batupasir : terdiri dari fragmen batuan dan kuarsa sebagai bahan pembentuk matriks lempung semen silica, berwarna abu – abu hijau sampai hitam pelapukan berwarna merah karat, brittle porositas sedang dengan struktur parallel laminasi
  • Batulanau : berwarna abu – abu terang pelapukan berwarna merah karat mengandung mineral gypsum dengan porositas sedang dengan struktur laminasi, micro cross laminasi
  • Batulempung : berwarna abu – abu terang berisi mineral pyrite dengan konkresi batulempung
  • Batugamping pasiran : fragmen fosil mollusca, foram besar, kuarsa, feldsfar dan karbonat semen karbonat yang rekahannya berisi mineral kalsit
  •  Batubara : dengan warna hitam terdapat pula pyrite besi lembpung yang komposisinya karbonat

Hubungan stratigrafi dengan formasi di atasnya selaras dengan Formasi Tonasa dan dengan di bawahnya selaras dengan Formasi Balang Baru, Umur Formasi Eosen Bawah, dimana dijumpai Fosil Plankton, berdasarkan Fosil Bentoniknya berupa Batalia Luscarii dan quincuela culina maka lingkungan pengendapan Formasi ini Neritik dangkal (0 – 50 m), Bandy, 1964.

Jumat, 19 November 2010

Aspal (Asphalt)

Assalamu alaikuum baik2jiq komandan ?? he he he seingat saya 2 minggu yang lalu ada seorang teman bertanya mengenai judul spesifikasi, truss sy bertanya balik katanya dia ingin coba  ambil judul Aspal Buton. Maklumm karena ilmu masih dangkal saya tidak bisa beri masukan banyak mengenai judulnya, nah ini hari saya bantu deh bagi teman2 yang ingin tahu secara umum apa sih itu Aspal.
 

Aspal berasal dari bahasa inggris berupa Asphalt atau pitch yang artinya bahan lekat, merupakan senyawa kimia yang kompleks dengan komponen utama Hidrogen dan Karbon dengan sedikit Belerang dan Nitrogen, berwarna coklat tua sampai hitam komponen berupa Bitumen padat/setengah padat, sifatnya yang termoplastik dan Viskoplastik yaitu melunak dan mencair bila dipanaskan atau dibebani dalam waktu yang lambat atau mengental dan memadat serta elastic bila didinginkan atau dibebani dalam waktu yang singkat, dengan titik lebur 145 – 210 0 F, Material ini larut dalam karbon disulfide tahan air dan Asam.


Aspal dapat digunakan sebagai bahan perekat batu dan bata untuk bangunan atau perekat agregat kerikil, juga dapat digunakan sebagai landasan peswat terbang, pelapis untuk bahan yang tahan air dll.

Aspal terdiri dari dua jenis : 
  • Aspal Alam 
  • Aspal Industri
Aspal alam merupakan aspal yang terbentuk secara alami oleh proses geologi sedangkan aspal Industri merupakan aspal yang terbentuk residu dalam proses pengilangan minyak.
Genesa aspal alam dalam teori lama itu akibat fraksinasi minyak mentah dalam reservoir atau batuan yang mengandung minyak atau dekat permukaan bumi secara alami dan berlangsung lambat.
Teori modern yang berkembang aspal alam megnalami pengurangan sejumlah n Alkana sehingga mengalami degradasi oleh bakteri, perubahan oleh mikroorganisme ini membutuhkan sulfurisasi yang banyak akibatnya minyak mentah menjadi padat yang disebut Aspal Alam.

Keterdapatan
Endapan Aspal biasanya ditemukan dalam bentuk kolam atau danau yang dapat dijumpai dibeberapa Negara seperti Yunani, Rusia, Perancis dan Kuba, danau aspal terbesar adalah Bermudez pitch Lake di Venezuela seluar 1000 acre (1 acre = 0,465 Ha) dengan kedalaman umum 5 feet.


Aspal yang terletak di Pulau Buton Sulawesi Tenggara, endapan Aspal terdiri dari 24 lokasi endapan dengan cadangan terkira 60 juta ton dengan kadar aspal 15 – 35 % aspal, aspal yang ditambang secara tambang terbuka. Menghasilkan pula aspal Industri yang terdiri dari Aspal Residu – langsung, aspal Encer dan Aspal Oksidasi. Dikenal pula Aspal Sintetis berupa aspal yang paling diminati dengan kadar yang sesuai keinginan. 

Kalo mau bahan bacaan mengnai Aspal Buton nih tinggaal Download Gratis kok

Aspal Buton



Berikut tabel Cadangan Terkira dari Aspal Buton (ASBUTON)
Endapan
Cadangan terkira
(000 ton)
Kadar Aspal
(%)
Waisu
100
35
Kabungka
60.000
15 – 35
Winto
3.200
25 – 35
Wariti
600
30
Lawele
100.000
15 - 30
 Data berasal dari Buku tahunan Dinas Pertambangan dan energy Indonesia,1998



nah menurut teman2 judul apa yg mantap dijadikan spesifikasi yang berkaitan dengan Aspal he he he he ???


Wa alaikum salam Wr wb


Rabu, 17 November 2010

Formasi Balang Baru

Assalamu alaikum wr wb

Alhamdulillah kita masih dapat lebaran iedul adha, moga tahun depan masih dapat yaaaa, eh hampir lupa untuk para pembaca yang muslim selamat hari raya iedul adha yaaa (Mumpung hari rayanya masih hangat gituuu).

nahh kali ini saya ingin nulis ni tentang Formasi Balang Baru, kata orang2 duluu tak kenal maka tak cayanggg he he he nah Formasi Balang Baru ini merupakan salah satu Formasi (Pengelompokan Satuan batuan) yang berada di Sulawesi Selatan yang diusulkan oleh Bapak kita Pak Rab Sukamto 1978, nama Formasi ini diambil dari Nama Sungai di daerah Bantimala kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan.

Formasi ini terdiri dari beberapa satuan batuan berupa Batulempung, Batupasir, serpih, Batulanau dan Rijang. berikut ciri khas batuan dari Formasi ini (Maklumm tiap Formasi pasti memiliki ciri khas gitu untuk di kelompokkan) :
  • Batupasir yang berwarna abu - abu kehitaman dengan porositas berisi pirit dan struktur sedimen berupa laminasi, Rekahannya berisi mineral kalsit
  • Serpih atau batulempung yang menyerpih ini bersisipan dengan batupasir sangat halus, struktur sedimen laminasi dengan warna batuan abu - abu kehitaman
  • batulanau yang berwarna abu - abu kehitaman dengan struktur sedimen laminasi. 
Penjelasan batuan di atas tersingkap di Sungai Uludaya desa Paku tebalnya 35 m yang diukur dari penampang stratigrafi, singkapan Monzonit di Sungai Sabilah.

Hubungan stratigrafi dengan Formasi yang ada dibawahnya tidak diketahui kemungkinan kontak tidak selaras dengan batuan tertua di Sulawesi Selatan dan Hubungan Stratigrafi dengan di atasnya kontak Selaras dengan Formasi Mallawa, bila dianalisa Litologi dan Strukturnya berupa Rijang berlapis serta serpih sisipan batupasir gampingan dengan struktur sedimen Laminasi maka Lingkungan Pengendapan formasi ini berada di Laut Dalam.

Umur berdasarkan analisa Radiometri jenis K/Ar oleh Olradarich,1974 diuji di batuan Lava Basalt yang terletak di Bantimala berumur 58,5 Juta tahun atau Paleosen.

Wa alaikum Salam Wr wb

Minggu, 14 November 2010

Mineral - mineral Alterasi

 1. Actinolit Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2, Mineral ini menunjukkan warna hijau gelap, sistem kristal monoklin, belahan sempurna, kilap kaca, cerat berwarna putih dan menunjukkan bentuk elongated. Terbentuk pada suhu 800 – 9000 C, dihasilkan oleh alterasi dari piroksen pada gabro dan diabas, pada proses metamorfik green schist facies.


2. Adularia KAlSi3O8, Mineral ini menunjukkan warna putih-pink, sistem kristal monoklin, belahan 2 arah, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan bentuk prismatik. Terbentuk pada suhu 7000 C, akibat proses hidrotermal dengan temperatur yang rendah berupa urat.


3. Albite NaAlSi3O8, Mineral ini menunjukkan warna putih, sistem kristal triklin, belahan 3 arah, pecahan tidak rata – konkoidal, kilap kaca, cerat putih. Terbentuk pada suhu 750 – 8000 C, akibat proses hidrotermal dengan suhu yang rendah dan alterasi dari plagioklas, proses metamorfik dengan temperatur dan tekanan yang rendah, proses magmatisme dan proses albitisasi. 


4. Biotite K(Mg,Fe)3AlSi3O10(F,OH)2, Mineral ini menunjukkan warna hitam, sistem kristal monoklin, belahan sempurna, pecahan tidak rata, kilap kaca dan mutiara, cerat putih dan menunjukkan bentuk tabular. Terbentuk pada temperatur 700 – 800 0 C, terbentuk akibat proses magmatisme, metamorphisme dan proses hidrotermal. Dapat terbentuk pada daerah magmatisme.


5. Clinopiroxene XY(Si,Al)2O6, Mineral ini menunjukkan warna hijau, biru, sistem kristal monoklin, belahan tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan betuk prismatik. Terbentuk pada suhu 900 – 1000 0 C, terbentuk akibat proses magmatik mafik dan ultramafik plutonic, pada proses metamorfisme kontak dan regional dengan temperatur yang tinggi. Dapat terbentuk pada daerah magmatisme bersifat basa. 


6. Diopside MgCaSi2O6, Mineral ini menunjukkan warna hijau, biru, sistem kristal monoklin, belahan tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan betuk prismatik. Terbentuk pada suhu 900 – 1000 0 C, terbentuk akibat proses magmatik mafic dan ultramafic plutonic, pada proses metamorphisme kontak. Lingkungan daerah magmatisme. 

7. Dolomite CaMg(CO3)2, Mineral ini menunjukkan warna putih-pink, sistem kristal heksagonal, belahan sempurna, pecahan subkonkoidal, kilap kaca, cerat putih. Terbentuk dari proses hidrotermal pada suhu yang rendah berupa urat, juga dapat terbentuk pada lingkungan laut akibat proses dolomitisasi batugamping dan proses metamorfik (dolostone protoliths). 


8. Epidote Ca2Al2(Fe3+;Al)(SiO4)(Si2O7)O(OH), Mineral ini menunjukkan warna hijau, sistem kristal monoklin, belahan jelas 2 arah, pecahan tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan bentuk prismatik. Terbentuk pada temperatur 900 – 10000 C, terbentuk akibat proses metamorphisme pada fasies green schist dan glaucophane schist dan hidrotermal (propylitic alteration). Proses magmatik sangat jarang menghasilkan mineral ini. 


9. Garnet X3Y2(SiO4)3, Mineral ini menunjukkan warna hijau gelap atau merah gelap, sistem kristal rhombic dodekahedron, belahan tidak sempurna, pecahan konkoidal dan menunjukkan kenampakan tabular. Terbentuk pada suhu 1600 – 18000 C, dapat terbentuk pada zona kontak magmatic plutons dengan temperatur yang tinggi, yaitu pada mineralisasi skarn. Selain itu juga dapat terbentuk akibat proses metamorfisme. Lingkungan terbentuknya pada daerah magmatisme.
10. Heulandite (Ca,Na)2-3Al3(Al,Si)2Si13O36·12H2O, Mineral ini menunjukkan warna putih – pink, sistem kristal monoklin, belahan 1 arah, pecahan subkonkoidal – tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan bentuk tabular. Terbentuk pada suhu 600 – 7000 C, akibat proses alterasi dari vitrik tuff dan proses hidrotermal berupa urat pada basalt, gneiss dan schist.
11. Illite (K,H3O)(Al,Mg,Fe)2(Si,Al)4O10[(OH)2,(H2O)], Mineral ini tidak berwarna (bening), dan sebagian menunjukkan warna putih-abu-abu, sistem kristal monoklin, belahan 1 arah sempurna, kilap lemak, bersifat elastis dan menunjukkan bentuk tabular. Terbentuk pada suhu 700 – 8000 C, hasil dari proses magmatisme khususnya batuan beku dalam yang kaya akan alumina dan silika (pegmatit dan granit), dapat merupakan hasil proses metamorfik (mudrock sediment) dan hasil alterasi dari feldspar.
12. Kaolinite Al2Si2O5(OH)4, Mineral ini menunjukkan warna putih, sistem kristal monoklin, belahan sempurna, kilap mutiara. Terbentuk akibat adanya proses pelapukan dari mineral yang kaya Al dan hasil proses alterasi dari mineral yang kaya Al dapat terbentuk pada daerah danau.
13. Laumontite Ca(AlSi2O6)2·4H2O, Mineral ini menunjukkan warna putih – abu-abu – pink, sistem kristal monoklin, belahan 3 arah, pecahan rata, kilap mutiara, cerat putih dan menunjukkan bentuk elongated prismatik. Terbentuk pada suhu 600 – 7000 C, akibat proses hidrotermal yang mengisi rongga-rongga pada batuan beku, batuan sedimen dan metamorf.
14. Microcline (KAlSi3O8), Mineral ini menunjukkan warna putih-hijau, sistem kristal triklin, belahan 2 arah, pecahan tidak rata, kilap kaca-mutiara, cerat putih dan menunjukkan bentuk prismatik. Terbentuk pada suhu 7000 C, akibat proses magmatik yang menghasilkan plutonic rock yaitu pegmatit, proses metamorfik dengan temperatur yang rendah yaitu pada gneiss dan schist dan proses hidrotermal.
15. Montmorillonite (Na,Ca)0.33(Al,Mg)2(Si4O10)(OH)2·nH2O, Mineral ini menunjukkan warna putih – abu-abu, sistem kristal monoklin. Terbentuk pada daerah beriklim tropis yang merupakan hasil alterasi dari feldspar pada batuan yang miskin silika. Hasil dari pelapukan glass volkanik dan tuff dari proses hidrotermal.
16. Prehnite Ca2Al(AlSi3O10)(OH)2, Mineral ini menunjukkan warna kehijauan, sistem kristal orthorombic, belahan sempurna, pecahan tidak rata, kilap kaca, cerat berwarna putih dan menunjukkan bentuk tabular. Terbentuk pada suhu 700 – 8000 C, akibat proses metamorfisme dan proses hidrotermal yang mengisi rongga pada batuan volkanik basalt.
17. Wairakite CaAl2Si4O12•2(H2O), Mineral ini menunjukkan warna putih, dapat terbentuk pada suhu 600 – 7000 C, akibat proses hidrotermal (geothermal environment), proses metamorfisme burial dengan suhu yang rendah, reksi dehidrasi dari laumontite pada sedimen tuff.
18. Wollastonite (CaSiO3), Mineral ini menunjukkan warna putih, sistem kristal triklin, kilap kaca, belahan sempurna 3 arah, pecahan tidak rata, cerat putih dan menunjukkan bentuk tabular. Terbentuk pada suhu 11000 C, akibat proses metamorfisme kontak pada calcareous dan marl rocks dan dapat terjadi akibat metamorfisme regional dengan tekanan yang rendah.
19. Zeolite Na2Al2Si3O10-2H2O, Mineral ini menunjukkan warna abu-abu – putih, sistem kristal monoklin, belahan sempurna 3 arah, pecahan tidak rata, kilap kaca, cerat putih dan menunjukkan bentuk elongated-prismatik. Terbentuk pada temperatur 600 – 7000 C, akibat proses hidrotermal yang mengisi urat dan rongga pada batuan beku dan proses metamorpisme burial.

Biotite

ni hari kebetulan banget ada kakak (begitulah mungkin walau bukan sejanin tapi lebih akrab dibanding sahabat) sempat diskusi mengenai mineral Biotite, nah mungkin ini bisa membantu para pembaca.
berbicara mengenai mineral ini kita harus paham bagaimana sih secara fisik mineral ini 

Biotite merupakan mineral silika yang tergolong mineral mika yang berwarna hitam, sifat mineral mika yang plastis membentuk mineral ini melembar pada batuan, Komposisi kimia K(Mg,Fe2+)3[AlSi3O10(OH,F)2. Terbentuk pada temperatur 700 – 800 0 C, terbentuk akibat proses magmatisme, metamorphisme dan proses hidrotermal. Dapat terbentuk pada daerah magmatisme.
Sifat dari komposisi kimia mineral ini memungkinkan terbentuk pada batuan – batuan beku asam – intermediet juga terdapat pada batuan sedimen dan batuan piroklastik dan juga pada batuan Metamorf
Sifat – sifat fisik lain dari biotite adalah :
Belahan                                : Sempurna
Warna                                   : coklat kehitaman
Pecahan                               : tidak rata – rata
Kekerasan                           : 2,5 – 3 (Kuku jari – kalsit)
Cerat                                     : Abu – abu
Kilap                                      : Kaca dan Mutiara
Bentuk                                  : Tabular
Biotite yang merupakan kelompok mineral mika termasuk dalam Biotite – phologopite series.



Berikut Contoh Mineral Biotite Pada Batuan Beku Asam :



 



Contoh Mineral Biotite pada Batuan metamorf


Selasa, 09 November 2010

FOSIL

Defenisi

Fosil (dari bahasa latin fossus, yang berarti “telah digali”) adalah sisa-sisa hewan, tanaman atau organisme lain dari masal lalu. Totalitas fosil, baik yang ditemukan dan belum, dan penempatan mereka dalam formasi batu fossiliferus (mengandung fosil) dan lapisan sedimen dikenal sebagai catatan fosil. Studi fosil pada waktu geologis, bagaimana terbentuknya, dan hubungan evolusioner antar taksa (filogeni) adalah fungsi terpenting dari sains paleontologi.

secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
  1. Sisa-sisa organisme.
  2. Terawetkan secara alamiah.
  3. Pada umumnya padat/kompak/keras.
  4. Berumur lebih dari 11.000 tahun.
Pemfosilan/Fosilisasi

Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain:
  1. Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
  2. Mengalami pengawetan
  3. Terbebas dari bakteri pembusuk
  4. Terjadi secara alamiah
  5. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
  6. Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
Tipe dan Jenis Fosil

  • Tipe Fosil dari Organismenya sendiri
  • Tipe Fosil dari aktifitas organisme
    Fosil Tertua


     Fosil tertua di dunia adalah fosil stromatolit yang terdiri dari batu yang dibentuk dari lapisan pada lapisan sedimen dan lainnya. Berdasarkan studi stromatolit (khususnya bakteri biru-hijau) pertumbuhan struktur fosil stromatolit dimediasi secara biogenetis oleh tikar mikroorganisme lewat penjebakannya dalam sedimen. Walau demikian, mekanisme abiotik pertumbuhan stromatolit juga diketahui, membawa pada debat ilmiah hingga satu dekade mengenai biogenesis beberapa formasi tertentu, khussunya yang berasal dari eon archaean tengah hingga bawah.

    Ibnu sina dari persia termasuk ilmuan pertama yang menjelaskan mengenai fosil pada tahun 1027 dalam buku penyembuhannya. Aristoteles sebelumnya mengatakan dalam bentuk ekshalasi uap, yang dimodifikasi oleh ibnu sina dalam teori fluida yang membeku (succus lapidificatus), yang di ambil oleh Albert of Saxony di abad ke 14 dan diterima dalam beberapa bentuk oelh sebagian besar naturalis abad ke 16. ibnu sina memberikan penjelasan mengenai asal usul fosil sebagai pembekuan hewan dan tanaman sebagai berikut:

    “Bila apa yang dikatakan sebagai pembekuan hewan dan tanaman itu benar, penyebab fenomena ini adalah mineralisasi dan pembekuan kuat yang muncul dalam titik batuan tertentu atau memancar mendadak dari bumi saat gempa dan membekukan apapun yang berkontak dengan nya. Sebagai fakta, pembekuan tanaman dan hewan tidak lebih aneh dari perubahan fase air.

    Pandangan modern

    “Catatan fosil adalah epik evolusioner kehidupan yang mengungkap kondisi lingkungan dan potensi genetis lebih dari 4 miliar tahun yang berinteraksi lewat seleksi alam.” Iklim, tektonik, atmosfer, samudera dan bencana periodik di bumi memicu tekanan selektif utama pada semua organisme, yang mereka teradaptasi untuk, atau mereka lenyap dengan atau tanpa meninggalkan keturunan. Paleontologi modern telah menyatu dengan biologi evolusioner untuk mengungkapkan pohon kehidupan, yang tak dapat dihindarkan membawa mundur dalam waktu ke kehidupan mikroskopis prakambria disaat struktur dan fungsi sel berevolusi. Masa dalam bumi proterozoikum dan lebih dalam ke arhaean adalah hanya “dapat diungkap lewat fosil mikroskopis dan sinyal kimia lemah.” Biolog molekuler, memakai filogenetika, dapat membandingkan asam amino protein atau homologi barisan nukeotida untuk menyusun taksonomi dan jarak evolusioner antar organisme, namun dengan keyakinan statistik terbatas. Studi fosil, disisi lain, dapat lebih spesifik menentukan kapan dan dalam pencabangan apa organisme itu muncul pada pohon evolusi. Filogenetika dan paleontologi modern bekerja sama dalam klarifikasi sains pada penampakan kehidupan dan evolusinya di bumi.

    Tipe fosil
    1. Permineralisasi : Ruang kosong dalam organisme terisi dengan air tanah kaya mineral yang membatu.
    2. Cetakan kosong atau penuh: Cetakan kosong bila mahluk hidup itu telah hancur tapi cetakan tubuhnya masih ada di batuan.
    3. Penggantian dan rekristalisasi : Penggantian terjadi saat cangkang, tulang atau jaringan lain digantikan dengan mineral lain. Sebuah cangkang dikatakan rekristalisasi bila mineral kerangka asli masih ada namun dalam bentuk kristal berbeda, misalnya dari aragonit menjadi kalsit.
    4. Fosil kompresi: Fosil yang diperoleh dari hasil reduksi kimia molekul organik rumit yang menyusun jaringan organisme. Contohnya fosil pakis.
    5. Bioimmurasi: Organisme berangka menimpa atau tertimpa organisme lain dalam satu batuan.

    Fosil jejak adalah sisa-sisa jalan, sarang, bioerosi, telur atau cangkang telur, galian, kotoran tipe lain yang mencirikan keberadaan mahluk hidup. Kotoran yang memfosil, disebut koprolit, dapat menjelaskan mengenai perilaku konsumsi hewan dan berarti sangat penting.

    Rabu, 03 November 2010

    Sifat Fisik Batuan

     Sifat Fisik Batuan berbeda dengan Sifat Mekanik Batuan, 

    Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan
    •Sifat Fisik batuan , misalnya :
      Berat isi ; Specific Gravity , Porositas , Absorbsi , Void ratio.
    •Sifat Mekanik Batuan misalnya :
      Kuat tekan , Kuat tarik , Modulus elastisitas, Poisons ratio.
    Kedua sifat tersebut dapat ditentukan  di laboratorium , maupun dilapangan ( insitu-test )



    Berikut adalah sifat Fisik Batuan :
    1.Bobot isi asli ( Natural Density )  = Wn / ( Ww – Ws )
    2.Bobot isi kering ( dry density )  =  Wo / ( Ww – Ws )
    3.Bobot isi jenuh ( saturated density ) = Ws / ( Ww – Ws )
    4.Apparent Specific gravity = (Bobot isi kering / bobot isi air )
    5.True Specific gravity  = [ Wo / (Wo-Ws) ] / bobot isi air
    6.Kadar air asli  = [ (Wn-Wo) / Wo ] x 100 %
    7.Derajat Kejenuhan  = {(Wn-Wo) / (Ww-Wo)} x 100 %
    8.Porositas  n  =  { (Ww-Wo) / (Ww-Ws) } x 100 %
    9.Void Ratio  :  e  =  n  / ( 1 – n ) 

    Porositas

    Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-pori (yaitu volume yang ditempati oleh fluida) terhadap volume total batuan. Ada dua jenis porositas yaitu porositas antar butir dan porositas rekahan. Secara matematis porositas dapat dituliskan sebagai berikut:
    Sebagai contoh, apabila batuan mempunyai media berpori dengan volume 0,001 m3, dan media berpori tersebut dapat terisi air sebanyak 0,00023 m3, maka porositasnya adalah:
    Pada kenyataannya, porositas didalam suatu sistem panasbumi sangat bervariasi. Contohnya didalam sistem reservoir rekah alami, porositas berkisar sedikit lebih besar dari nol, akan tetapi dapat berharga sama dengan satu (1) pada rekahannya. Pada umumnya porositas rata-rata dari suatu sistem media berpori berharga antara 5 – 30%. 

    Kecepatan Aliran Fluida
    Kecepatan aliran darcy atau flux velocity (v) adalah laju alir rata-rata volume flux per satuan luas penampang di media berpori. Sedangkan kecepatan rata-rata fluida yang melalui media berpori dikenal sebagai interstitial velocity (u). Hubungan antara kedua parameter kecepatan tersebut adalah sebagai berikut:
    Harga flux velocity pada umumnya sekitar 10-6 m/s. Besarnya interstitial velocity digunakan untuk kecepatan suatu partikel (partikel kimia penjejak atau tracer) yang mengalir pada media berpori.

    Permeabilitas
    Permeabilitas adalah parameter yang memvisualisasikan kemudahan suatu fluida untuk mengalir pada media berpori. Parameter ini dihubungkan dengan kecepatan alir fluida oleh hukum Darcy seperti di bawah ini
    Tanda negatif dalam persamaan di atas menunjukkan bahwa apabila tekanan bertambah dalam satu arah, maka arah alirannya berlawanan arah dengan pertambahan tekanan tersebut. Dari persamaan (2.3) dapat dinyatakan bahwa kecepatan alir fluida (kecepatan flux) berbanding lurus dengan k/m, dimana didalam teknik perminyakan, k/m dikenal sebagai mobility ratio.
    Permeabilitas mempunyai arah, dimana ke arah x dan y biasanya mempunyai permeabilitas lebih besar dari pada ke arah z. Sistem ini disebut anisotropic.
    Apabila permeabilitas tersebut seragam ke arah horizontal maupun vertikal disebut sistem isotropik.
    Satuan permeabilitas adalah m2. Pada umumnya pada reservoir panasbumi, permeabilitas vertikal berkisar antara 10-14 m2, dengan permeabilitas horizontal dapat mencapai 10 kali lebih besar dari permeabilitas vertikalnya (sekitar 10-13 m2). Satuan permeabilitas yang umum digunakan didunia perminyakan adalah Darcy (1 Darcy = 10-12 m2).

    Densitas Batuan
     Densitas batuan dari batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap volume (rata-rata dari material tersebut). Densitas spesifik adalah perbandingan antara densitas material tersebut terhadap densitas air pada tekanan dan temperatur yang normal, yaitu kurang lebih 103 kg/m3.
    Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui, dalam mekanika
    batuan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu ;
    a. Sifat fisik batuan seperti bobot isi ”Spesific Gravity” porositas dan absorbsi ”Void Ratio”.
    b. Sifat mekanika batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, ”   Poisson `s Ratio”.
    Kedua sifat tersebut dapat ditentukan, pada umumnya ditentukan terhadap sampel yang diambil dari lapangan. Satu persatu dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan. Pertama-tama adalah penetuan sifak fisik batuan yang merupakan pengujian tanpa merusak (Non Destructive Test), kemudian dilanjutkan dengan penentuan sifat mekanik batuan yang merupakan pengujian merusak (Destructive Test) sehingga contoh fasture (hancur).
    Pembutan contoh batuan dapat dilakukan dilaboratorium maupun dilapangan (insitu). Pembuatan percontohan dilaboratorium dilakukan dari blok batuan yang diambil dilapangan hasil pemboran Core (inti). Sampel yang didapat berbentuk selinder dengan diameter pada umumnnya antara 50-70 mm dan tingginya dua kali diameter tersebut. Ukuran percontohan dapat lebih kecil dari ukuran yang disebut diatas tergantung maksud pengujian.

    Pengujian ini dilakukan pada inti bor (core) dengan contoh berbentuk silinder dengan dimeter 50-70 mm kemudian dipotong dengan mesin untuk mendapatkan ukuran tinggi dua kali diameternya. 

    Kemudian conto yang diambil dimasukkan eksikator dan udara yang ada dalam eksikator dihisap sehingga conto dalam keadaan vacum. 

    Dari conto yang didalam eksikator didapatkan nilai berat jenis,berat jenuh tergantung dalam air dan berat kering conto.

    MEKANIKA BATUAN

    Defenisi

    Menurut Talobre Mekanika  batuan  adalah  sebuah  teknik  dan   juga   sains  yang  tujuannya  adalah  mempelajari perilaku (behaviour)  batuan  di  tempat  asalnya untuk dapat mengendalikan  pekerjaan - pekerjaan  yang dibuat pada batuan  tersebut  (seperti  penggalian dibawah tanah dan lain-lainnya).

    Menurut Coates, seorang ahli mekanika batuan dari Kanada, Mekanika  adalah  ilmu yang mempelajari efek dari gaya atau tekanan pada sebuah benda.

    Mekanika Batuan merupakan ilmu teoritis dan terapan tentang perilaku mekanik batuan, berkaitan dengan respons batuan atas medan gaya dari lingkungan sekitarnya (Deere, D.V., dalam Stagg & Zienkiewicz, 1968)

    Ilmu Mekanika Batuan  : Ilmu Pengetahuan teoritik dan terapan : terapan yang mempelajari karakteristik, perilaku dan respons massa batuan akibat perubahan keseimbangan medan gaya disekitarnya,baik krn aktivitas manusia maupun alamiah.

    Menurut US National Committee on Rock Mechanics(1964)  dan dimodifikasi (1974):
    Mekanika batuan mempelajari antara lain :
    • Sifat fisik ; mekanik serta karakteristik massa batuan.
    • Berbagai teknik analisis tegangan ; rengangan batuan.
    • Prinsip yg menyatakan respons massa batuan thd beban.
    • Metodologi yang logis untuk penerapan teori dan terapan; teknik mekanika untuk solusi problem fisik nyata dibidang rekayasa batuan.



     
    Sifat massa batuan di alam dan asumsi dasar :

    1. Heterogen :
    • Mineralogis : jenis mineral pembentuk batuan yang berbeda-beda.
    • Butiran padatan :Ukuran dan bentuk berbeda-beda.
    • Void : ukuran, bentuk, penyebaran berbeda-beda.

    2. Anisotrop :
    Mempunyai sifat yang berbeda-beda pada arah yang berbeda.

    3. Diskontinu :
    Massa batuan selalu memiliki unsur struktur geologi yang mengakibatkannya tidak kontinu seperti karena kekar, sesar, retakan, fissure, bidang perlapisan. Struktur geologi ini cenderung “memperlemah” kondisi massa batuan.

    Bidang – bidang rekayasa disiplin mekanika batuan berperan penting dalam :
    • Rekayasa pertambangan : penentuan metode penggalian (rock cutting),pemboran &peledakan batuan, stabilitas timbunan overburden, stabilitas timbunan overburden, stabilitas terowongan & lombong(stoping).
    • Industri minyak bumi : pemboran oil drilling, rock fracturing.
    • Rekayasa sipil : pondasi jembatan & gedung bertingkat, underground storage, tunnel dangkal dan dalam, longsoran lereng batu, pelabuhan, airport, bendungan dsb.
    • Lingkungan hidup ; rock fracturing kaitannya dengan migrasi polutan akibat limbah industri.
    Interaksi fungsional dalam rekayasa pertambangan. Bertujuan utk mengembangkan suatu skedul produksi & biaya yang berkesinambungan untuk operasi penambangan.
    Mekanika batuan mempelajari :
    1)  Mekanisme deformasi kristal-kristal mineral yang mengalami tekanan tinggi pada temperatur tinggi
    2)  Perilaku triaksial batuan di laboratorium
    3)  Stabilitas dinding terowongan, bahkan :
    4)  Mekanisme pergerakan-pergerakan kerak bumi sendiri, dalam hal ini jelas geologi berperan, antara lain material-material yang terlibat : 
    - masa batuan yang keberadaannya tidak terlepas dari  lingkungan geologi  atau dihasilkan dari lingkungan geologi
    - karakter fisiknya, yang merupakan fungsi dari cara terjadinya dan dari semua proses yang terlibat
    - stabilitas dinding terowongan, bahkan
    - sejarah geologi pada lokasi kejadian


    Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan


    •Sifat Fisik batuan , misalnya :
      Berat isi ; Specific Gravity , Porositas , Absorbsi , Void ratio.
    •Sifat Mekanik Batuan misalnya :
      Kuat tekan , Kuat tarik , Modulus elastisitas, Poisons ratio.
    Kedua sifat tersebut dapat ditentukan  di laboratorium , maupun dilapangan ( insitu-test )
     Uji Sifat Mekanik Di Lapangan

    1.Rock loading test  ( Jacking test )
    2.Block Shear test
    3.In situ Triaxial compression test 
    Uji Sifat Mekanik Di Laboratorium
    1.Pengujian Kuat Tekan ( Unconfined compressive strength test )
    2.Pengujian Kuat Tarik ( Indirect tensile strength test )
    3.Point Load test ( tes Franklin )
    4.Pengujian Triaxial
    5.Punch Shear test
    6.Direct box shear strength test
    7.Ultrasonic Velocity Test
     
    Macam - Macam Penimbangan Contoh Batuan


    1.Berat contoh batuan asli (Natural)  :  Wn
    2.Berat contoh kering ( sesudah dimasukkan dalam oven 90 derajat Celcius selama  24 jam ) :  Wo
    3.Berat contoh jenuh ( sesudah direndam dalam air selama  24 jam ) : Ww
    4.Berat contoh jenuh + berat air + berat bejana :  Wa
    5.Berat contoh jenuh tergantung dalam air + berat air + berat bejana : Wb
    6.Berat contoh jenuh dalam air :  Ws  =  ( Wa – Wb )
    7.Volume contoh total  = Ww – Ws
    8.Volume Contoh tanpa pori-pori  = Wo - Ws


    Perencanaan dan Perancangan Tambang

    Geologi Mekanika
    Pertambangan Batuan

    Komponen ; urutan program Mekanika Batuan untuk pertambangan.
    • Karakteristik Lokasi Penentuan sifat - sifat hidromekanika dari massa batuan induk yg akan disambung.
    • Perumusan model tambang Konseptualisasi data karakterisasi lokasi.
    • Analisis Rancangan. Pemilihan & aplikasi metode matematika & Komputasional untuk mengkaji beberapa tata letak dan strategi tambang.
    • Pemantauan kinerja batuan, pengukuran respons massa batuan akibat operasi penambangan.
    • Analisis Retrospektif Kuantifikasi sifat massa batuan insitu & identifikasi bentuk respon dominan dari struktur tambang.
    - Terhadap karakteristik lokasi tidak pernah menghasilkan data yang cukup komprenhensif yang dapat dipakai untuk merencanakan seluruh umur tambang.
    - Rancangan tambang adalah proses evolutif dimana respons rekayasa dirumuskan untuk mencerminkan kinerja struktur tambang pada kondisi.


    Kamis, 28 Oktober 2010

    Sistem Perpipaan

    Assalamu alaikum Wr Wb


    Akhir - akhir ini kita sering kali mendengar keluhan - keluhan dari pengguna Pipa baik itu dari perusahaan - perusahaan minyak dan gas bumi seperti : Chevron 28 oktober 2010, PT. Medco 28 Oktober 2010 atau pengguna untuk keperluan umum seperti : Instalasi Pengolahan Air (IPA) 2009, PDAM terganggu agustus 2010 dll), yahhh mungkin kasus - kasusnya akan berbeda - beda. 

    Tahukah kita kalo Pipa juga dipelajari bahkan di Seminarkan dan mungkin di beberapa perusahaan ada bidang yang hanya mengurusi Pipa, berikut Prosiding Seminar Tahunan Teknik Mesin ke 9, Silahkan Download Gratis jie parner :


    Yahhh itu menandakan kalo Ilmu perpipaan memang sangat penting untuk kita pahami, Sebenarnya ilmu perpipaan itu merupakan sub Ilmu dari Ilmu pertambangan dan memang lebih menjurus ke Teknik Mesin, yah mungkin ini sedikit ilmu basic mengenai Ilmu Perpipaan atau Sistem Perpipaan. 

    SISTEM PERPIPAAN

    Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari sistem pipa tunggal yang sederhana sampai sistem pipa bercabang yang sangat kompleks. Contoh sistem perpipaan adalah, sistem distribusi air minum pada gedung atau kota. sistem pengangkutan minyak dari sumur bor ke tandon atau tangki penyimpan, sistem distribusi udara pendingin pada suatu gedung, sistem distribusi uap pada proses pengeringan dan lain sebagainya.


    Sistem perpipaan meliputi semua komponen dari lokasi awal sampai dengan lokasi tujuan antara lain, saringan (strainer), katup atau kran, sambungan, nosel dan sebagainya. Untuk sistem perpipaan yang fluidanya liquid, umumnya dari lokasi awal fluida, dipasang saringan untuk menyaring kotoran agar tidak menyumbat aliran fuida. Saringan dilengkapi dengan katup searah ( foot valve) yang fungsinya mencegah aliran kembali ke lokasi awal atau tandon. Sedangkan sambungan dapat berupa sambungan penampang tetap, sambungan penampang berubah, belokan (elbow) atau sambungan bentuk T (Tee). (Udah mulai bingung yahhhh he he he)

    Perencanaan maupun perhitungan desain sistem perpipaan melibatkan persamaan energi dan perhitungan head loss serta analisa tanpa dimensi. Perhitungan head loss untuk pipa tunggal adalah dengan persamaan Darcy-Weisbach yang mengandalkan Diagram Moody untuk penentuan koefisien geseknya. Untuk keperluan analisa jaringan perpipaan umumnya dipergunakan persamaan Hazen-Williams. 
    Kadang Pipa Bocor juga karena Penanganannya yang tidak diperhatikan secara lebih detail sampai - sampai bisa terjadi Korosi Metodologi yang digunakan dengan melakukan pengamatan lapangan, pengambilan data terkait, pengujian dan analisa dari aspek korosi, kekuatan material dan pola patahan. Berdasarkan hasil analisa dan pengujian yang dilakukan akan diketahui mekanisme penyebab kerusakan tanpa harus mensimulasikan kondisi yang ada. Berdasarkan hasil analisa terbukti bahwa awal penyebab kebocoran disebabkan terjadinya retak akibat korosi, dalam hal ini SCC (Stress Corrosion Cracking).

    penjelasan lebih lanjut nanti kita bahas yahhh soalnya saya juga lagi pelajari he he he he maklum anaknya mau tahu banyak 

    OK thanks All