Rabu, 02 Februari 2011

Potret kehidupan Kacamata Rahmat

Assalamu Alaikum Sorry Fren lama tak nulis lagi, biasa masalah klasik he he he nah kemaren tepatnya Bulan Desember kemaren saya melihat salah satu wajah Dunia kerja geologist.

berjalan di lengan sebelah kanan Sulawesi membuat saya lebih mengenal Arti hidup dan pastinya kita memiliki kacamata sendiri - sendiri untuk hal ini.

Pukul 01.00 Wita di Teluk lengan sebelah kanan Sulawesi kami 1 tim (Saya dan Dzul) disambut heningnya malam dan sesekali angin sepoi2 menyapu badan kami, tak banyak yang kami bisa katakan dalam kondisi tubuh yang belum prima bangun dari tidur kami dan keluar dari kendaraan roda empat yang cukup elegan, 5 Rumah di hadapan kami gelap dan semuanya tak bersuara.

Pagi haripun datang setelah saya melakukan kewajiban saya sebagai Makhluk ciptaan Allah SWT, saya keluar menuju teras sambil membawa secangkir teh hangat dan buku catatan yang dilengkapi pulpen Hitam dengan penutupnya, setibanya di teras saya disambut Hamparan Lautan biru yang indah dengan buih2 ombak yang halus yang dikelilingi pegunungan Hijau yang tinggi prediksi saya ketinggian < 500 m disekeliling kami,ternyata bukan saya saja yg melihat mentari begitu indah saat itu semua penduduk lokal yang menggantung kehidupannya pada hasil laut pun telah sibuk2 dengan kendaraan roda dua masing2.

sang mentari kami sambut dengan diskusi manajemen Eksplorasi semua geologist baik senior maupun junior punya hak status sama,

Bapak Eko Budi harsoyo (Geologi UPN, 82) Akrabnya dipanggil pak Budi, Dzul biasa memanggilnya Babeh (maklum Udah berumur) kami sangat menghormatinya, pak Budi membimbing kami dengan pengalamannya.

jam kerja 06.30 wita sampai pukul 16.30 wita dan Hari jumat merupakan hari Libur kami. Eksplorasi berlangsung aman hingga minggu kedua kami memasuki wilayah yang pemilik tanahnya tidak mengijikan kami masuk, Pola pikir masyarakat setempat sangat mempengaruhi kelancaran Eksplorasi kami. konflik internal perusahaan mempengaruhi loyalitas para elit perusahaan juga mempengaruhi kami tapi KAMI PROFESIONAL, partai nonblok tepatnya (he he he Sorry begitulah hidup mereka saling jotos untuk mendapatkan posisi, Berjalan kedepan dengan menarik teman yang ada didepan atau naik ke puncak dengan menginjak tangan seorang teman) maaf yah kalo nyinggung.

Tiap sore di jam istirahat saya mencari kesibukan supaya tidak ngeboseninn nyapu halaman rumah, dan main kartu sama penduduk setempat. mandi di sungaiiii tempat favorit saya sejuk, Asri dan naturall. terkadang saya cuman duduk - duduk menulis kegiatan keseharian sambil natap bunga desa (cihuiiiii, Santanna ramlahhhhh) he he he sambil berdoa moga dapat Jodoh disini. Amiiiiiiin

3 minggu telah berlalu awalnya lancar - lancar saja, namun konflik dengan salah satu tuan tanah di lokasi Eksplorasi mengharuskan saya sedikit berpolitik, menghilang dari lokasi untuk eksplorasi di tempat lain (Baturube, Koloatas dan kolobawa) menjadi next target 5 hari dan berharap para elit perusahaan sudah punya pertimbangan dengan kondisi real di lapangan, yang tentunya juga menerima saran dari kami Tim geologist.

Next lokasi menjadi sangat baru karena kita butuh sosialisasi ulang kependuduk setempat, wal hasil mereka sangat terbuka dan menunggu kelanjutan tahapan eksplorasi. Pola pemikiran disini pun agak berbeda, kasusnya pun agak berbeda, kecemburuan sosial dari penduduk mempengaruhi management lapangan karena semua penduduk berebutan untuk berpartisipasi dalam rangkaian eksplorasi awal, maklum lapangan pekerjaan yang sangat minim dan antusias para pemuda untuk bekerja sangat kurang menjadi perhatian saya disore hari berfikir untuk temukan jalan keluar terbaik bagi mereka (Agen of Social Control and bla bla bla).

Selama 4 hari kami melakukan Eksplorasi di daerah Baturube Alhamdulillah kami bias menginterpretasi seberapa besar prospek 2 lokasi di IUP eksplorasi yang kami pegang dengan melihat beberapa tespit dan mineral2 penciri Zona Saprolite.

Saya dan Dzul pun kembali ke lokasi Lambolo Blok untuk melanjutkan Tanggung jawab kami sebagai Geologist perjalanan kami tempuh selama 8 jam menggunakan transportasi laut.
Selama perjalanan saya pun termenung melihat betapa indahnya ciptaan Allah SWT, pegunungan na hijau sepanjang pinggiran teluk ini dengan suasana yang sangat ramah sempat terlintas dibenak saya bagaimana kondisi beberapa tahun kemudian setelah kedatangan banyak perusahaan tambang yang akan mengelola seluruh wilayah ini.

Saya pun melanjutkan tugas saya dengan membuat Drill Hole Plan di ARC GIS 9.3 dan Situasi Tambang yang kekinian dengan memperhatikan seluruh aspek seperti :
- Aspek Sosial politik yang berkembang di warga
- Aspek Ekonomi
- Aspek Geologi

3 minggu 5 hari telah berlalu melihat perjanjian kami sewaktu di Makassar kalo waktu kerja kami hanya 1 bulan saya pun cukup senang karena Rinduq pada kondisi kampus terkhusus pada sahabat2 saya di Bung (ACO, Bob, Kodok, Ohang).
Saya pun kembali ke Makassar 4 hari kemudian, selama perjalanan kami cukup Rileks walaupun beberapa saat banyak hal2 lucu yang sebenarnya agak menjengkelkan karena Bus yang kami tumpangi ternyata bermasalah dengan AC (maklumlahhh kepulangan kami ke Makassar sangat terburu2 jadi kami cukup ikhlas dengan kondisi itu) lagian kami juga cukup enjoy terlebih lagi saat “Dia” menghubungikuu (cihuiiiiiii) saya saja heran, bagai sayur tanpa garam kehidupan kalo ngga’ ada Liku2 cintanya nggak Seruuu (Betullkan Guyssss)

Nah itu sedikit gambaran Potret Kehidupan dibeberapa wilayah yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh Pertambangan, mungkin teman2 pembaca punya pendapat sendiri mengenai Efek pertambangan terhadap social masyarakat setempat atau teman2 punya kisah tersendiri setelah terlibat dengan pertambangan.
so guys itu semua tergantung bagaimana cara menjalani semua itu dan hal itu juga yang akan menunjukkan bagaimana kepribadian ANDA sebenarnya . . .. . . .
Wassalam